BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Walaupun telah banyak kemajuan dalam penatalaksanaannya, penyakit jantungkoroner ( PJK ) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup penting. Di negara-negara maju dan beberapa negara berkembang seperti Indonesia, PJK merupakan penyebab kematian utama.Di Amerika Serikat didapatkan bahwa kurang lebih 50 % dari penderita PJKmempunyai manifestasi awal Angina Pectoris Stabil ( APS ). Jumlah pasti penderita angina pectoris ini sulit diketahui. Dilaporkan bahwa insidens angina pectoris pertahun padapenderita diatas usia 30 tahun sebesar 213 penderita per 100.000 penduduk. Asosiasijantung Amerika memperkirakan ada 6.200.000 penderita APS ini di Amerika serikat. Tapidata ini nampaknya sangat kecil biladibandingkan dengan laporan dari dua studi besar dari Olmsted Country dan Framingham,yang mendapatkan bahwa kejadian infark miokard akut sebesar 3% sampai 3.5% daripenderita APS pertahun, atau kurang lebih 30 penderita APS untuk setiap penderita infarkmiokard akut Mengingat banyaknya jumlah penderita APS dan kerugian yang ditimbulkannya terutama secara ekonomi, diperlukan penatalaksanaan yang lebih komprehensif.
Tetapi APS terutama ditujukan untuk menghindarkan terjadinya infarkmiokard akut dan kematian sehingga meningkatkan harapan hidup, serta mengurangisymptom dengan harapan meningkatnya kualitas hidup. Pada penderita yang berdasarkanriwayat penyakit dan pemeriksaan awal didapatkan kemungkinan sedang atau tinggi untukmenderita suatau PJK perlu dilakukan test secara non invasif maupun invasive untuk
Memastikan diagnosa serta menentukan stratifikasi resiko.Penderita APS dengan resiko tinggi atau resiko sedang yang kurang berhasil dengan terapi standart, perlu dilakukan tindakan revaskularisasi, terutama bila penderita memang menghendaki.Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mampumenerapkan keperawatan pada klien dengan angina pectoris.
B. TUJUAN TEORITIS
1.Tujuan Umum
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Diperoleh pengetahuan mengenai angina pectoris.
b. Diperoleh gambaran pelaksanaan keperawatan dengan angina pectoris.
2.Tujuan Khusus
a. Mendapat gambaran dalam melakukan pengkajian pada pasien dengan angina pectoris.
b. Mendapatkan gambaran dalam menentukan masalah keperawatan pada pasien dengan angina pectoris.
c. Mendapat gambaran dalam merencanakan asuhan keperawatan pada pasiendengan angina pectoris
d. Mendapat gambaran dalam melaksanakan evaluasi pada pasien dengan angina pectoris.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. PENGERTIAN
Angina pektoris adalah nyeri dada intermiten yang disebabkan oleh iskemia miokard yang reversibel dan sementara.(Kumar,dkk.2007) .Angina pektoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai respons terahadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miokardium. ( Corwin, Elizabeth J. 2009).Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti.(Sjaifoellah Noer, 2001).Angina Pektoris merupakan nyeri dada sementara atau perasaan tertekan (kontriksi ) didaerah jantung. ( Brenda Walters. 2003 ). Angina pektoris adalah nyeri dada yang disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran oksigen terhadap miokardium.( Maryllin E. Doengoes. 2002).Angina pektoris merupakan suatu penyakit berbahaya yang timbul karena penyempitan arteri yang menyalurkan darah ke otot-otot jantung (John F.Knight. 2001).
Angina pektoris adalah nyeri dada intermiten yang disebabkan oleh iskemia miokard yang reversibel dan sementara.(Kumar,dkk.2007) .Angina pektoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai respons terahadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miokardium. ( Corwin, Elizabeth J. 2009).Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti.(Sjaifoellah Noer, 2001).Angina Pektoris merupakan nyeri dada sementara atau perasaan tertekan (kontriksi ) didaerah jantung. ( Brenda Walters. 2003 ). Angina pektoris adalah nyeri dada yang disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran oksigen terhadap miokardium.( Maryllin E. Doengoes. 2002).Angina pektoris merupakan suatu penyakit berbahaya yang timbul karena penyempitan arteri yang menyalurkan darah ke otot-otot jantung (John F.Knight. 2001).
- ETIOLOGI
Menurut Kumar,dkk.2007 penyebab terjadinya angina pectoris adalah :
A. Ateriosklerosis
B. Spasme arteri koroner
C. Anemia berat
D. Artritis
E. Aorta Insufisiensi
C. FAKTOR-FAKTOR RESIKO
Adapun factor yang menpengaruhi terjadinya angina pectoris menurut Lecture Notes Kardiologi. Gray, Huon.H, dkk.2008adalah :
1.Dapat Diubah (dimodifikasi)
1) Diet (hiperlipidemia)
2) Rokok
3) Hipertensi
4) Stress
5) Obesitas
6) Kurang aktifitas
7) Diabetes Mellitus
8) Pemakaian kontrasepsi oral
2.Tidak dapat diubah
1) Usia
2) Jenis Kelamin
3) Ras
4) Herediter
5) Kepribadian tipe A
- FAKTOR PENCETUS SERANGAN
Menurut Lecture Notes Kardiologi. Gray, Huon.H, dkk.2008 Faktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara lain :
1.Emosi
2.Stress
3.Kerja fisik terlalu berat
4.Hawa terlalu panas dan lembab
5.Terlalu kenyang
6.Banyak merokok
E. KLASIFIKASI ANGINA PEKTORIS
Adapun klasifikasi angina pectoris menurut Kumar,dkk.2007 adalah:
1. Angina pektoris stabil kronis /tipikal :
Mengacu pada nyeri dada episodik saat pasien berolahraga atau mengalami bentuk stress lainnya. Angina pektoris stabil biasanya disebabkan oleh penyempitan ateroskelrotik tetap ( biasanya 75% atau lebih )satu atau lebih arteri koronaria.
Mengacu pada nyeri dada episodik saat pasien berolahraga atau mengalami bentuk stress lainnya. Angina pektoris stabil biasanya disebabkan oleh penyempitan ateroskelrotik tetap ( biasanya 75% atau lebih )satu atau lebih arteri koronaria.
2. Angina varian ( Prinzmetal ) :
Rasa tidak enak pada dada, terjadi pada saat istirahat atau membangunkanpasien tidur. Angina varian disebabkan oleh spasme fokal dari koronaria epikardial yang proksimal. Terdapat obstruksi arteri koronaria arterosklerotik, dalam kasus vasospasme terjadi dekat lesi stenotik.
Rasa tidak enak pada dada, terjadi pada saat istirahat atau membangunkanpasien tidur. Angina varian disebabkan oleh spasme fokal dari koronaria epikardial yang proksimal. Terdapat obstruksi arteri koronaria arterosklerotik, dalam kasus vasospasme terjadi dekat lesi stenotik.
3. Angina pektoris tidak stabil :
Angina pektoris tidak stabil dapat dicetuskan oleh suatu keadaan ekstrinsik terhadap lapisan vaskular koroner yang memperhebat iskemia miokardial, seperti anemi, demam, infeksi takiaritmia, stres emosional atau hipoksemi, dan dapat juga setelah infark miokardial spasme segmental disekitar bercak ( plaque arterosklerotik ) juga dapat memainkan suatu peranan dalam perkembangan angina yang tidak stabil.
Pasien dapat dikatakatakan Angina pektoris tidak stabil :
1) Pasien dengan angina yang baru mulai ( < 2 bulan ) yang hebat atau sering (> atau = 3 episoda tiap hari)
2) Pasien dengan angina dipercepat : angina stabil kronis yang mengembangkan angina secara nyata lebih sering, hebat,berkepanjangan
3) Mereka dengan angina saat istirahat
Angina pektoris tidak stabil dapat dicetuskan oleh suatu keadaan ekstrinsik terhadap lapisan vaskular koroner yang memperhebat iskemia miokardial, seperti anemi, demam, infeksi takiaritmia, stres emosional atau hipoksemi, dan dapat juga setelah infark miokardial spasme segmental disekitar bercak ( plaque arterosklerotik ) juga dapat memainkan suatu peranan dalam perkembangan angina yang tidak stabil.
Pasien dapat dikatakatakan Angina pektoris tidak stabil :
1) Pasien dengan angina yang baru mulai ( < 2 bulan ) yang hebat atau sering (> atau = 3 episoda tiap hari)
2) Pasien dengan angina dipercepat : angina stabil kronis yang mengembangkan angina secara nyata lebih sering, hebat,berkepanjangan
3) Mereka dengan angina saat istirahat
F. PATOFISIOLOGI
Angina pectoris terjadi sebagai konsekuensi dari iskmeik miokard.Pasokan oksigen gagal memenuhi kebutuhan oksigen, selalu karena penurunan pasokan sebagai akibat aliran arteri koroner. Faktor utama yang mempengaruhi konsumsi oksigen niokard (MVO2) antara lain tegangan dinding sistolik, keadaan kontraktil, dan denyut jantung. Subendokard paling sensitif terhadap iskemia, dan redistribusi perfusi miokard pada stenosis koroner dapat berperan dalam suseptibilitas infark subendokard. Adanya hipertrofi vantrikel merupakan faktor tambahan yang mempengaruhi kemungkinan timbulnya iskemia subendokard ( Corwin, Elizabeth J. 2009 ).
G. GAMBARAN KLINIS
Tanda dan gejala yang sering timbul pada khasus angina pectoris menurut Corwin, Elizabeth J. 2009 adalah :
1. Nyeri dada substernal ataru retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan daerah inter skapula atau lengan kiri.
2. Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas, kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).
3. Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih daari 30 menit.
4. Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.
5. Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin, palpitasi, dizzines.
6. Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.
7. Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Sudoyo, Aru W. 2009 test pemeriksaan yang dilakukan adalah :
1. Elektokardiografi ( EKG )
2. Uji latih
3. Ekokardiografi
4. Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan troponin T atau I dan pemeriksaan CK-MB
5. Fhoto Thorax : biasanya normal, namun infiltrate mungkin ada menunjukan dekompesasi jantung atau paru-paru
6. Angiografi koroner
7. Kadar lipid, trigliserid dan kolesterol : mungkin meningkat
8. Pembedahan bypass modern
9. Treadmill
I. PENATALAKSANAAN
Menurut Sudoyo, Aru W. 2009 penatalaksanannya yang sering dilakukan adalah:
1) Istirahat
2) Terapi oksigen
3) Tindakan revaskularisasi pembuluh koroner
4) Startifikasi resiko
5) Medikamentosa 1218 harrison
6) Obat anti iskemia
7) Nitrat ( nitrogliserin atau isosorbid dinitrat)
8) Penyekat beta
9) Antagonis kalsium
10) Obat antiagregasi trombosit
11) Aspirin
12) Triklopidin
13) Klopidogrel
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian Pengkajian
A. Identitas pasien
Nama : An.A
Umur : 53 tahun
Pendidikan : sma
Suku bangsa : Melayu
Pekerjaan : Wirasuasta
Agama : islam
Status perkawinan : Sudah nikah
Alamat : Jl.suhada No.199
Ruang Rawat : Nuri I
Data Saat Masuk RS
Tanggal masuk RS :
Jam masuk RS : 10.00 wib
Yang mengirim/merujuk : Datang sendiri
Cara masuk : melalui IGD
Alasan masuk : nyeri pada dada saat menarik napas
Diagnose medis saat masuk : Agina pektoris
B. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri. Di ruangan nuri kondisi masih sama, dengan keadaan umum lemah, TD 170/108 mmHg, MAP 127, nadi 99 x/menit ireguler, suhu badan 380C, RR 24 x/menit, CRT <2”, tampak anemis, pasien terlihat memegang dada dan juga mengeluh pusing. pengkajian nyeri, nyeri bertambah saat menarik napas, berkurang jika dalam keadaan rileks, kualitasnya seperti otot terasa tegang dan tertarik-tarik, didaerah dada dan punggung.
C. Riwayat pengobatan terakhir
Klien belum pernah berobat ,tidak ada penanganan yang diterima
D. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Menurut keterangan keluarga pasien belum pernah mondok di RS dengan keluhan yang sama ataupun penyakit yang sama maupun penyakit lain.
E. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak memiliki penyakit keturunan, seperti hipertensi, asma, DM dan lainnya.
F. Riwayat Psikologis dan Spiritual
1) Psikologis
Suasana hati/mood pasiengelisah dan keadaan emosional pasien labil.
2) Sosial
Hubungan dengan orang terdekat,antar keluarga,orang lain,terhadap lawan bicara baik.
3) Spiritual
Pelaksanaan ibadah klien rajin dan klien yakin kepada tuhan.
G. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL
1) Pola nutrisi dan cairan
a.Makan
Sehat :pola makan klien 3 x sehari,tidak ada makanan pantangan dan klien tidak ada diet khusus
Sakit: pola makan 3 kali sehari,
b. Minum
Sehat :pola minum klien 8 gelas sehari,minum kesukaan klien jus mangga
Sakit : intake cairan klien melalui oral
2) Pola Eliminasi
a. BAK
Sehat :jumlah urine klien 1500 ml ,warnanya bening ,baunya khas dan pola BAK 4-6x sehari
Sakit : jumlah urine 900 ml ,baunya khas ,dan warnanya kuning
b.BAB
Sehat: konsistensinya padat,warna kuning,baunya khas,pola defekasi klien 1x sehari dan bentuknya silinder,tidak ada darah,lendir dan klien mengalami tidak mengalami masalah bowel, klien tidak menggunakan laksatif.
Sakit : konsistensinya padat warna BAB klien kuning,baunya khas,pola defekasi
3) Pola Aktivitas /latihan
Sehat: pola tidur klien ketika sehat 2 kali sehari yaitu malam 8 jam dan siang 2 jam,gangguan tidur klien tidak ada dan dampak pola tidur klien kelihatan segar.
Sakit: ketika sakit pola tidur klien 2 kali sehari yaitu malam 6 jam dan siang 4 jam ,insomnia.
4) Personal Hygiene
Sehat: ketika sehat klien mandi 2 kali sehari,gosok gigi 2 kali sehari,potong kuku 1 kali seminggu dan klien mengatakan tidak ada hambatan pemenuhan personal hygiene.
Sakit: ketika sakit klien mandi 1 kali sehari,gosok gigi 2 kali sehari,dan potong rambut 1 kali seminggu.
5) Keselamatan Dan Kebisingan
Klien tidak merasa bising,peralatan medic yang digunakan klien yaitu infus
H. CATATAN KHUSUS
Pasien/keluarga pasien mengerti tentang penyakit yang diderita nya,selama dirawat pasien merasa tidak ada gangguan selama di rawat,hubungan klien dengan istri harmonis,dan ketika dikaji klien tidak ada pertanyaan yang diajukannya.
I. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran ;GCS E4M6V5.
2. Kepala ; terdapat jejas di bagian kening, bibir dan rahang
3. Mata ; konjungtiva anemis, sklera non ikterik, pupil L 2 mm/ R 2 mm, rangsang cahaya L +/ R +
4. Hidung ; tidak ada sekret, terpasang kanul nasal 3 liter/menit, napas cuping hidung.
5. Mulut ; mulut tampak kotor, berbau, membran mukosa kering, luka lecet di bibir.
6. Telinga ; simetris, tidak terdapat serumen.
7. Leher; tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, non Jugularis Vena Pressure.
8. Thoraks ; retraksi simetris, menggunakan otot bantu napas, suara jantung S1-S2 reguler, kekuatan lemah, suara paru vesikuler.
9. Abdomen ; tidak terdapat bekas operasi, abdomen lembek, V U tidak teraba, bising usus hipoaktif, 12kali /menit.
10. Ektrimitas ; terdapat jejas di telapak tangan kanan, ada jejas di daerah thorax, ektrimitas atas dextra terpasang infus pump RL 12 tpm, tonus otot ekstrimitas atas L 5/ R5, bawah L 5/ R 5, tidak terdapat edema.
11. Genetalia ; terpasang DC ukuran 16.
12. Kulit ; akral dingin, warna kulit coklat, turgor lembab.
13. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium :
- Feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
- Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi
- AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat, HCO3 menurun )
- Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi
- AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat, HCO3 menurun )
2) Radiologi : mungkin ditemukan bronchopneumoni
Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan
Analisa Data
No | Data Fokus (Subjektif dan Objektif) | Masalah | Penyebab |
1. | Ds : Pasien mengatakan nyeri di kepalanya skala nyeri 4-6 = sedang Do : wajahnya terlihat meringis. | Nyeri akut | -Peningkatan tekanan vaskuler serebral |
2. | Ds:pasien mengatakan badannya terasa lemah dan dadanya terasa sesak Do:Pasien tampak lemah Pasien menggunakan O2 = 3L/i | Intoleran aktivitas | -Kelemahan umum,ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2 |
3. | Ds : Klien mengatakan kurang paham tentang penyakit nya Do : Klien tampak bingung dan bertanya-tanya tentang penyakit nya | Kurang pengetahuan | Kurangnya informasi |
Diagnosa keperawatan
No | Daftar Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Prioritas Masalah) | Tanda tangan |
1. | Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral ditandai dengan wajah meringis dan skala nyeri 4 – 6 | |
2. | Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2 | |
3. | Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi ditandai dengan klien bertanya tentang penyakit nya | |
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien :Tn.R Nomor register :31 50 48
Umur :44 tahun Diagnosa Medis :Hipertensi
Ruangan/Kamar :Madinah
No | Tanggal/Jam | Masalah Keperawatan | Tujuan dan Kriteria hasil | Rencana Tindakan | Rasional |
1. | 06 JULI 2010/08.00 06 Agustus 2010/11.00 07 Agustus 2010/08.00 | Nyeri berhubungan dengan ischemia miokardium S ; pasien mengatakan nyeri bertambah saat menarik napas, berkurang jika dalam keadaan rileks, kualitasnya seperti otot terasa tegang dan tertarik-tarik, didaerah dada dan punggung, dengan nilai 9, tiap 4-5 detik sekali. O : wajah tampak terlihat tegang, TD 176/108 mmHg, nadi 99x/mnt. Faktor etiologi ; stenosis arteri, trombus, spasme arteri k gelisah Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi ditandai dengan klien bertanya tentang penyakit nya | Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam,Nyeri pasien dapat teratasi -Pasien mengatakan nyerinya sudah (-) KH: - Nyeri terkontrol - Skala nyeri 1 - Ekspresi wajah tenang Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam prnafasan kembali normal dan klien mampu beraktivitas kembali KH: - Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan. - Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam kurang pengetahuan teratasi KH: - Klien sudah paham tentang penyakitnya - Klien tidak bertanya-tanya lagi | - Kaji skala nyeri,derajat (skala 0-10) - Mempertahankan tirah baring selama fase akut. - Beri tindakan non farmalogis untuk menghilangkan sakit kepala misal nya kompre air dingin. - Meminimalkan aktivitas yang dapat mengurangi rasa skit - Monitor TTV - Kolaborasi pemberian obat-obatan. -Kaji respon pasien. -Intruksikan klien hemat energi -Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri bertahap jika dapat di toleransi. -Memberikan informasi dan penkes kepada pasien tentang penyakit nya. | - Membantu dalam menentukan managemen nyeri - Meminimalkan stimulus meningkatkan relaksasi - Menurunkan tekanan vaskuler serebral. -Mengurangi rasa sakit -Memantau keadaan klien -Memberikan bantuan kebutuhan obat-obatan. - -Membantu dalam mengkaji respon fisiologis terhadap stres aktivitas. - Mengurangi penggunaan energi dan O2 -Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba. -Meningkatkan pengetahuan pasien |
CATATAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn.R
Ruangan/kamar : Madinah
Tanggal | Jam | No Dx | Tindakan keperawatan | Nama Jelas |
06 – 08 - 2010 | 08.00 09.00 10.00 | 1 | - Mengkaji keluhan nyeri,catat lokasidan skala nyeri= 6 - Membatasi aktivitas pasien dan menganjurkan bedres. | Atik |
| 14.00 15.30 | 2 | - Mengkaji respon pasien. | |
06– 08 - 2010 | 17.00 | 3 | | Atik |
CATATAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn.R
Ruangan/kamar : Madinah
Tanggal | Jam | No Dx | Tindakan keperawatan | Nama Jelas |
07 – 08 - 2010 | 08.00 08.30 11.00 | 1 | - Mengkaji keluhan nyeri,catat lokasi dan skala nyeri= 3 - Mengukur TTV - Mengajarkan pasien untuk teknik relaksasi - Menganjurkan klien minum obat sesuai indikasi dokter. | Atik |
| 14.30 17.00 | 2 | - Mengkaji respon pasien. | |
Evaluasi
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama pasien : Tn.R
Umur : 44 Tahun
Tanggal | No. Dx | Jam | Subjektif, Objektif, Analisa, Planning (SOAP) | Paraf |
06 – 08 -2010 | 1 | 08.40 | S = Klien mengatakan kepala klien masih nyeri,skala nyeri = 6 O = Wajah klien terlihat meringis A = Masalah nyeri akut belum teratasi sebagian P = Tindakan keperawatan dilanjutkan | |
| 2 | 14.30 | S = Klien mengatakan badannya terasa lemah dan nafas nya masih sedikit sesak O = -Klien masih berbaring -Klien menggunakan O2 A = Masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian P = Tindakan keperawatan dilanjutkan. | |
06 -08 - 2010 | 1 | 15.30 | S = Pasien mengatakan sudah faham tentang penyakit nya O=Klien tidak bertanya lagi tentang penyakit nya A = Kurang pengetahuan sudah teratasi P = Tindakan keperawatan di hentikan. | |
Evaluasi
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama pasien : Tn.R
Umur : 44 Tahun
Tanggal | No. Dx | Jam | Subjektif, Objektif, Analisa, Planning (SOAP) | Paraf |
07 – 08 -2010 | 1 | 08.40 | S = Klien mengatakan nyerinya sudah berkurang skala nya = 3 O = Wajah klien terlihat sedikit meringis TTV = TD=120/80 RR = 24 N = 92 S = 37 C A = Masalah nyeri akut teratasi sebagian P = Tindakan keperawatan pemberian obat analgesik dilanjutkan | |
| 2 | 15.00 | S = Klien mengatakan badannya masih sedikit terasa lemah O = Klien masih berbaring A = Masalah intoleransi aktivitas teratasi sebagian P = Tindakan keperawatan tentang teknik penghematan energi dilanjutkan. | |
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Selama melakukan pengkajian penulis tidak banyak menemukan kesulitan dalam hal memperoleh data baik dari klien maupun dengan keluarga, serta status klien dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi, pemeriksaan fisik sehingga pengumpulan data berjalan dengan baik
Bila dilihat dari pengkajian pada kasus, data yang ada pada konsep teoritis pada umumnya terdapat pada kasus klien namun masih ada kesenjangan yang penulis temukan
1. Riwayat Kesehatan sekarang
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pada tinjauan teoritis dan tinjauan kasus pasien belum pernah sebelumnya menderita penyakit Hipertensi.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pada tinjauan teori penyebab Hipertensi adalah karena kombinasi factor genetic. Tetapi pada pengkajian tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama seperti yang dialami oleh pasien.
4. Pemeriksaan fisik
Pada tinjauan teoritis dan tinjauan kasus biasanya klien mengalami sakit kepala,mual,nyeri saat menerik nafas
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pada diagnosa keperawatan teoritis terdapat 4 diagnosa yang muncul yaitu
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokard.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan berkurangnya curah jantung.
3. Ansietas berhubungan dengan rasa takut akan ancaman kematian yang tiba-tiba.
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Sedangkan pada tinjauan kasus yang muncul hanya 2 diagnosa keperawatan yaitu:
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokard.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan berkurangnya curah jantung.
C. INTERVENSI
Pada perencanaan keperawatan penulis dapat menyusun rencana keperawatan yang mengacu pada tinjauan teoritis sesuai dengan diagnosa keperawatan
D. IMPLEMENTASI
Pada tahap pelaksanaan yang merupakan penerapan dari rencana tindakan keperawatan, untuk mencapai hasil yang diharapkan dengan mengacu pada tinjauan teoritis sesuai dengan masalah yang ada pada klien.
E. EVALUASI
Berdasarkan pada penelitian yang penulis lakukan selama melakukan asuhan keperawatan pada Tn.R dengan diagnosa medis Hipertensi semua masalah hanya teratasi sebagian dikarenakan pasien menginginkan pulang.
BAB V
PENUTUP
1.KESIMPULAN
Angina pektoris adalah nyeri dada intermiten yang disebabkan oleh iskemia miokard yang reversibel dan sementara.(Kumar,dkk.2007).Angina pektoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai respons terahadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miokardium. ( Corwin, Elizabeth J. 2009).Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti.(Sjaifoellah Noer, 2001).Angina Pektoris merupakan nyeri dada sementara atau perasaan tertekan (kontriksi ) didaerah jantung. ( Brenda Walters. 2003 ).
Menurut (Kumar,dkk.2007) Penyebab dari angina pectoris antara lain : Ateriosklerosis, spasme arteri coroner, anemia berat,artritis dan aorta insufisiensi.
Tipe Angina Pectoris
1. Angina pektoris stabil kronis /tipikal :
Mengacu pada nyeri dada episodik saat pasien berolahraga atau mengalami bentuk stress lainnya. Angina pektoris stabil biasanya disebabkan oleh penyempitan ateroskelrotik tetap ( biasanya 75% atau lebih )satu atau lebih arteri koronaria.
Mengacu pada nyeri dada episodik saat pasien berolahraga atau mengalami bentuk stress lainnya. Angina pektoris stabil biasanya disebabkan oleh penyempitan ateroskelrotik tetap ( biasanya 75% atau lebih )satu atau lebih arteri koronaria.
2. Angina varian ( Prinzmetal ) :
Rasa tidak enak pada dada, terjadi pada saat istirahat atau membangunkanpasien tidur. Angina varian disebabkan oleh spasme fokal dari koronaria epikardial yang proksimal. Terdapat obstruksi arteri koronaria arterosklerotik, dalam kasus vasospasme terjadi dekat lesi stenotik.
Rasa tidak enak pada dada, terjadi pada saat istirahat atau membangunkanpasien tidur. Angina varian disebabkan oleh spasme fokal dari koronaria epikardial yang proksimal. Terdapat obstruksi arteri koronaria arterosklerotik, dalam kasus vasospasme terjadi dekat lesi stenotik.
3. Angina pektoris tidak stabil :
Angina pektoris tidak stabil dapat dicetuskan oleh suatu keadaan ekstrinsik terhadap lapisan vaskular koroner yang memperhebat iskemia miokardial, seperti anemi, demam, infeksi takiaritmia, stres emosional atau hipoksemi, dan dapat juga setelah infark miokardial spasme segmental disekitar bercak ( plaque arterosklerotik ) juga dapat memainkan suatu peranan dalam perkembangan angina yang tidak stabil.
Pasien dapat dikatakatakan Angina pektoris tidak stabil :
1) Pasien dengan angina yang baru mulai ( < 2 bulan ) yang hebat atau sering (> atau = 3 episoda tiap hari)
2) Pasien dengan angina dipercepat : angina stabil kronis yang mengembangkan angina secara nyata lebih sering, hebat,berkepanjangan
3) Mereka dengan angina saat istirahat
Angina pektoris tidak stabil dapat dicetuskan oleh suatu keadaan ekstrinsik terhadap lapisan vaskular koroner yang memperhebat iskemia miokardial, seperti anemi, demam, infeksi takiaritmia, stres emosional atau hipoksemi, dan dapat juga setelah infark miokardial spasme segmental disekitar bercak ( plaque arterosklerotik ) juga dapat memainkan suatu peranan dalam perkembangan angina yang tidak stabil.
Pasien dapat dikatakatakan Angina pektoris tidak stabil :
1) Pasien dengan angina yang baru mulai ( < 2 bulan ) yang hebat atau sering (> atau = 3 episoda tiap hari)
2) Pasien dengan angina dipercepat : angina stabil kronis yang mengembangkan angina secara nyata lebih sering, hebat,berkepanjangan
3) Mereka dengan angina saat istirahat
B. SARAN
Pada kesempatan ini penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang akan datang, diantaranya :
1. Bagi pelayanan
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan Agina pektoris,hendaknya tindakan yang dilakukan berdasarkan pengkajian secara utuh sehingga dapat menentukan masalah klien dengan baik. Dengan demikian diharapkan kebutuhan klien dapat terpenuhi sepenuhnya
2. Bagi mahasiswa keperawatan
Diharapkan dalam membuat perencanaan, hendaknya dapat mengembangkan teori-teori yang ada dan mengacu pada keluhan klien, sehingga masalah klien dapat teratasi. Dan kepada rekan mahasiswa/i hendaknya dalam melakukan proses keperawatan dilakukan dengan baik, teliti,dan hati yang tulus
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2009.Buku Saku PATOFISIOLOGI.Jakarta : EGC
Iseelbacher,dkk.Harrison prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam.2001. Jakarta: EGC
Kumar,dkk.2007.Buku Ajar Patologi Robbins.Jakarta:EGC
Lecture Notes Kardiologi. Gray, Huon.H, dkk.2008. Buku Ajar Patologi Robbins.Jakarta:EGC)
Markam, Soemarno,dkk.2008.KAMUS KEDOKTERAN UI Edisi Kelima. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Markam, Soemarno,dkk.2008.KAMUS KEDOKTERAN UI Edisi Kelima. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Noer, Sjaifoellah, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta, FKUI, 2001
Sudoyo, Aru W. 2009.Buku Ajar ILMU PENYAKIT DALAM. Jakarta : Interna Publishing