Rabu, 14 Desember 2011

Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH )


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Kelenjar prostate adalah suatu kelenjar fibro muscular yang melingkar Bledder neck
dan bagian proksimal uretra. Kelenjar prostat berguna untuk melindungi spermatozoa
terhadap tekanan yang ada diuretra dan vagina, serta menambah cairan alkalis pada cairan
seminalis. Pada beberapa pasien dengan usia diatas 50 tahun, kelenjar prostatnya mengalami
perbesaran, karena terjadi perubahan keseimbangan testosterone dan estrogen, pada beberapa
kasus kelenjar prostat bisa memanjang ke atas ke dalam kandung kemih dan menyumbat
aliran urin dengan menutupi orifisium uretra. Kondisi ini dikenal sebagai hiperplasia
prostatik jinak (BPH), perbesaran, atau hipertrofi prostat. BPH adalah kondisi patologis yang
paling umum pada pria lansia dan penyebab kedua yang paling sering untuk intervensi medis
pada pria di atas usia 60 tahun (Brunner & Suddarth, 2001).
            Pembesaran kelenjar prostat mempunyai angka morbiditas yang bermakna pada
populasi usia lanjut, dengan bertumbuhnya usia akan terjadi perubahan keseimbangan
testosteron estrogen. Berdasarkan angka autopsy perubahan mikroskopik pada usia 30-40
tahun. Bila perubahan mikroskopik berkembang akan terjadi perubahan patologik anatomi
yang ada pada pria usia 50 tahun, angka kejadiannya sekitar 50 %. Usia 80 tahun sekitar 80%
dan usia 90 tahun 100%. Prevalensi meningkat sejalan dengan peningkatan usia pada pria
dan insiden pada negara berkembang meningkat karena adanya peningkatan umur harapan
hidup ( mansjoer, 2000).
            Pasien BPH bergejala di indonesia yang berjumlah sekitar 80.000 pada tahun 1991,
diperkirakan akan meningkat menjadi satu setengah kalinya pada tahun 2031 (Ikatan Ahli
Urologi Indonesia, 2000).


            Ketika seseorang terkena BPH, kemudian terdapat gejala-gejala seperti nyeri  saat BAK,
sering BAK tapi hanya menetes, retensi urine, dan lain-lain. Hal ini jika dibiarkan secara terus menerus, akan terjadi komplikasi-komplikasi yaitu di antaranya Hidroureter dan Hidronefrosis. Jika hal ini sampai terjadi maka therapy utama yang umum dilakukan adalah dengan medikamentosa. Apabila dengan medikamentosa tidak berhasil baru dilakukan tindakan operasi (Toha, 2007).
            Tindakan operasi, memungkinkan sekali munculnya masalah kesehatan diantaranya:perubahan pola eliminasi, perubahan rasa nyaman nyeri,cemas karena adanya perubahan
fungsi tubuh, aktifitas seksual terganggu, serta dapat muncul masalah infeksi. Peran perawat
dalam hal ini, membantu klien dalam memenuhi kebutuhan pre dan post operasi (Toha,
2007).
            Memandang permasalahan-permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk
mengambil judul Karya Tulis Ilmiah yaitu Asuhan Keperawatan Post Operasi TURP (Trans
Uretral Resection Postatectomy) Benigna Prostat Hiperplasi sebagai kasus kelolaan dalam
penyusunan Tugas Akhir ini.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
            Mahasiswa mampu memahami konsep tentang BPH  pada pasien dengan Post Operasi TURP BPH.
2. Tujuan Khusus
a.mahasiswa  dapat mengerti dan memahami konsep penyakit BPH
b. mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa keperawatan pada pasien Post Operasi
TURP BPH.
c. mahasiswa mampu merumuskan prioritas diagnosa keperawatan untuk menyusun rencana
tindakan pada pasien Post Operasi TURP BPH.
d. mahasiswa mampu memprioritaskan dalam memberi tindakan keperawatan pada pasien
Post Operasi TURP BPH.
e. mahasiswa mampu mengevaluasi keberhasilan dari tindakan keperawatan pada pasien Post
Operasi TURP BPH.





BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian
            Hipertropi Prostat adalah hiperplasia dari kelenjar periurethral yang kemudian mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah. (Jong, Wim de, 1998).

            Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH ) adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan oleh karena hiperplasi beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar / jaringan fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika (Lab / UPF Ilmu Bedah RSUD dr. Sutomo, 1994 : 193).

B. Etiologi
            Penyebab terjadinya Benigna Prostat Hipertropi belum diketahui secara pasti. Tetapi hanya 2 faktor yang mempengaruhi terjadinya Benigne Prostat Hypertropi yaitu testis dan usia lanjut.
Ada beberapa teori mengemukakan mengapa kelenjar periurethral dapat mengalami hiperplasia, yaitu :
1. Teori Sel Stem (Isaacs 1984)
            Berdasarkan teori ini jaringan prostat pada orang dewasa berada pada keseimbangan antara pertumbuhan sel dan sel mati, keadaan ini disebut steady state. Pada jaringan prostat terdapat sel stem yang dapat berproliferasi lebih cepat, sehingga terjadi hiperplasia kelenjar periurethral.
2. Teori MC Neal (1978)
            Menurut MC. Neal, pembesaran prostat jinak dimulai dari zona transisi yang letaknya sebelah proksimal dari spincter eksterna pada kedua sisi veromontatum di zona periurethral.


C. Anatomi Fisiologi
            Kelenjar proatat adalah suatu jaringan fibromuskular dan kelenjar grandular yang melingkari urethra bagian proksimal yang terdiri dari kelnjar majemuk, saluran-saluran dan otot polos terletak di bawah kandung kemih dan melekat pada dinding kandung kemih dengan ukuran panjang : 3-4 cm dan lebar : 4,4 cm, tebal : 2,6 cm dan sebesar biji kenari, pembesaran pada prostat akan membendung uretra dan dapat menyebabkan retensi urine, kelenjar prostat terdiri dari lobus posterior lateral, anterior dan lobus medial, kelenjar prostat berguna untuk melindungi spermatozoa terhadap tekanan yang ada uretra dan vagina. Serta menambah cairan alkalis pada cairan seminalis.

D. Patofisiologi
            Menurut Mansjoer Arif tahun 2000 pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan pada traktus urinarius. Pada tahap awal terjadi pembesaran prostat sehingga terjadi perubahan fisiologis yang mengakibatkan resistensi uretra daerah prostat, leher vesika kemudian detrusor mengatasi dengan kontraksi lebih kuat.

            Sebagai akibatnya serat detrusor akan menjadi lebih tebal dan penonjolan serat detrusor ke dalam mukosa buli-buli akan terlihat sebagai balok-balok yang tampai (trabekulasi). Jika dilihat dari dalam vesika dengan sitoskopi, mukosa vesika dapat menerobos keluar di antara serat detrusor sehingga terbentuk tonjolan mukosa yang apabila kecil dinamakan sakula dan apabila besar disebut diverkel.
             Fase penebalan detrusor adalah fase kompensasi yang apabila berlanjut detrusor akan menjadi lelah dan akhirnya akan mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk kontraksi, sehingga terjadi retensi urin total yang berlanjut pada hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas.



E. Tanda dan Gejala
  • Hilangnya kekuatan pancaran saat miksi (bak tidak lampias)
  • Kesulitan dalam mengosongkan kandung kemih.
  • Rasa nyeri saat memulai miksi/
  • Adanya urine yang bercampur darah (hematuri).

F. Komplikasi
  • Aterosclerosis
  • Infark jantung
  • Impoten
  • Haemoragik post operasi
  • Fistula
  • Striktur pasca operasi & inconentia urine

G. Pemeriksaan Diagnosis
  1. Laboratorium

    Meliputi ureum (BUN), kreatinin, elekrolit, tes sensitivitas dan biakan urin.

  1. Radiologis
            Intravena pylografi, BNO, sistogram, retrograd, USG, Ct Scanning, cystoscopy, foto polos abdomen. Indikasi sistogram retrogras dilakukan apabila fungsi ginjal buruk, ultrasonografi dapat dilakukan secara trans abdominal atau trans rectal (TRUS = Trans Rectal Ultra Sonografi), selain untuk mengetahui pembesaran prostat ultra sonografi dapat pula menentukan volume buli-buli, mengukut sisa urine dan keadaan patologi lain seperti difertikel, tumor dan batu (Syamsuhidayat dan Wim De Jong, 1997).
  1. Prostatektomi Retro Pubis
Pembuatan insisi pada abdomen bawah, tetapi kandung kemih tidak dibuka, hanya ditarik dan jaringan adematous prostat diangkat melalui insisi pada anterior kapsula prostat.
  1. Prostatektomi Parineal

    Yaitu pembedahan dengan kelenjar prostat dibuang melalui perineum.

H. Penatalaksanaan
  1. Non Operatif
    • Pembesaran hormon estrogen & progesteron
    • Massase prostat, anjurkan sering masturbasi
    • Anjurkan tidak minum banyak pada waktu yang pendek
    • Cegah minum obat antikolinergik, antihistamin & dengostan
    • Pemasangan kateter.

  1. Operatif
    Indikasi : terjadi pelebaran kandung kemih dan urine sisa 750 ml
    • TUR (Trans Uretral Resection)
    • STP (Suprobic Transersal Prostatectomy)
    • Retropubic Extravesical Prostatectomy)
    • Prostatectomy Perineal
    •  

BAB III
TINJAUAN KASUS
Asuhan Keperawatan Klien Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH )


I.  PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
                                                               Nama      : Tn. R
                                                               Umur      : 50 thn
                                                               Pendidikan          : SD
                                                               Suku Bangsa       : Melayu
                                                               Pekerjaan            :wirasuwasta
                                                               Agama    : Islam
                                                               Status Perkawinan           : Kawin
                                                               Alamat    : Jl. Pasar Usang tj. Belit Airtiris
                                                               No. Medical Record        : 68.15.36
                                                               Ruang Rawat      : murai I
                                                               Gol. Darah          : A
B. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
      1. Keluhan Utama/Gejala                        : Pasien mengeluh nyeri pada ulu hatinya, pasien mengatakan tidak nafsu makan, masih mual dan muntah dan pasien mengatakan kurang mengerti tentang penyakit yang di derita pasienTD : 110/60 mmHg, N : 97 x/i, RR : 24 x/i S: 37,2 C.
      2. Kondisi atau keadaan klien saat pengkajian (menggunakan alat bantu, jelasklan) Kondisi klien tampak lemah, klien terpasang INVD NACL 20tts/mnt.         
         Masalah Keperawatan : Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, muntah, kurang pengetahuan tentang penyakit yang diderita b.d kurang terpaparnya dengan informasi
C. RIWAYAT PENGOATAN TERAKHIR
      Apakah sudah berobat                            : ya
      Bila berobat kemana                               : puskesmas
      Penanganan yang diterima                      : obat-obatan
      Bila dirawat dimana                                : belum pernah di rawat
      Berapa lama                                            : -
      Bila berobat jalan, obat-obatan yang diterima : antibiotik, analgesik
D. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
      1. Penyakit yang pernah diderita             : Demam
      2. Penyebab Penyakit                             : Perubahan cuaca
      3. Apakah sudah berobat?                      : Tidak
          Bila sudah kemana                             : -
          Penanganan yang diterima                  : -
          Bila berobat jalan                                : Obat-obatan yang diterima ( - )
          Bila dirawat                                        : Alasan dirawat ( - )
      4. Pernah dioperasi                                 : tidak pernah
          Bila pernah, kapan                              : -
          Tempat                                               : -
          Lokasi operasi                                    : -
      5. Alergi                                                  : tidak ada riwayat alergi
  

c.Genogram Keluarga


 
                                   






 



                                             
















 




             : meninggal                             : Laki-laki                                      : pasien
                                                     
 

            : Perempuan                              : tinggal serumah
E. RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
      a. PSIKOLOGIS
         Suasana hati/mood                               : Baik
         Karakter                                               : pendiam
         Keadaan Emosionil                              : labil
         Konsep Diri                                         : Baik



         Persepsi pasien terhadap penyakitnya
         Hal yang amat dipikirkan saat ini         : Ingin segera  sembuh
         Harapan setelah menjalani perawatan  : Penyakit yang diderita bisa cepat sembuh
         Perubahan Yang dirasakan setelah sakit : sulit bergerak
         Mekanisme Koping: cukup baik( klien bisa mengatasi gg body image)
      b. SOSIAL
         Orang yang terdekat dgn pasien           : keluarga
         Hubungan antar keluarga                     : Baik
         Hubungan dengan orang lain               : Baik
         Perhatian terhadap orang lain               : Baik
         Perhatian terhadap lawan bicara          : Baik
         Kegemaran/Hobi                                  : Memancing
      c. SPIRITUAL
         Pelaksanaan Ibadah                             : Baik
         Kepercayaan/keagamaan dan aktifitas keagamaan yang ingin dilakukan
         Keyakinan Kpd Tuhan                        : Yakin (Klien Sholat di tempat tidur)
F. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL
      1. Pola Nutrisi dan Cairan
         a. Makan
               1. Sehat
                  Pola makan                                 : 3 x 1 hari
                  Makan pantangan                       : Tidak ada
                  Makanan kesukaan                     : Nasi goreng
                  Diet khusus                                 : Tidak ada
               2. Sakit
                  Pola makan                                 : 3 x 1 hari
                  Diet                                             : Makanan lunak
                  Keluhan                                      : anoreksia
                  Makanan pantangan                    : makanan yang mengandung asam, pedas, berlemak, yang bisa mengiritasi lambung
                  Perubahan Berat badan               : menurun (49-45 kg)
                  Keluhan                                      : tdak ada
                  Masalah keperawatan                 : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual muntah
         b. Cairan/Minuman
               1. Sehat
                  Pola minum                                :  8 gelas / hari
                  Minuman kesukaan                    : Kopi
               2. Sakit
                  Intake Cairan                              : Oral : 500 ml /hari
                                                                       Parental 800 ml /hari
                                                                       Total : 1300 ml/hr
                  Keluhan                                      : tidak ada
2. Pola Eliminasi
      A. BAK
         a. Sehat
               Jumlah urine                                  : 1200ml
               Warna                                            : Kuning
               Bau                                                : Amoniak
               Pola BAK                                      : 3-4 x /hr
         b. Sakit
               Jumlah urin                                    : 800 cc
               Bau                                                : Amoniak
               Warna                                            : keruh
      B. BAB
         a. Sehat
               Konsistensi                                    : Padat
               Warna                                            : kuning
               Bau                                                : Khas
               Pola defekasi                                 : 1-2 x sehari
               Bentuk                                           : Semisolid
3. Pola Aktifitas/Latihan
      a. Sehat
         Pola Aktifitas sehari-hari                     : Bekerja
         Latihan fisik
         Jenis                                                    : renang
         Frekwensi                                            : 1x seminggu
         Lama                                                   : 20 menit
         Aktifitas yg membuat lelah                  : Bekerja terlalu lama
         Gangguan pergerakan
         Penyebab                                             : keletihan
         Gejala                                                  : letih
         Efek                                                     : -                                   
      b. Sakit
         Pola aktifitas sehari-hari                      : berbaring ditempat tidur
         Latihan fisik                                       
         Jenis                                                    : berjalan
         Frekwensi                                            : 2x sehari
         Lama                                                      : 10-15 menit
         Aktifitas yg membuat lelah                  : berbaring di tempat tidur terus-menerus
         Tingkat ketergantungan                        : parsial
4. Pola Istirahat Tidur
      a. Sehat
         Pola tidur                                             : 2x sehari
         Malam (jam)                                        : 7 jam
         Siang (jam)                                          : 2 jam
         Total (jam)                                           : 9 jam
         Gangguan tidur                                    : -
      b. Sakit
         Pola tidur                                             : Tidak teratur
         Malam (jam)                                        : 10 jam
         Siang (jam)                                          : 3
         Total (jam)                                           : 13 jam
5. Personal Hygiene
      a. Sehat
         Mandi                                                  : 2 x sehari
         Gosok gigi                                           : 3 x sehari
         Cuci rambut                                         : 2 x seminggu
         Potong kuku                                        : 1 x seminggu
         Hambatan pemenuhan P. Hygiene       : tidak ada
      b. Sakit
         Sehat
         Mandi                                                  : 1 x sehari
         Gosok gigi                                           : 1 x sehari
         Cuci rambut                                         : tidak pernah
         Potong kuku                                        : belum pernah
         Hambatan pemenuhan P. Hygiene       : Tidak ada (dibantu keluarga)
6. Keselamatan dan Keamanan
         Peralatan medik                                   : IVFD RL 20 tts/i
         Identitas Klien                                     : ada (lengkap)
G. CATATAN KHUSUS
      1. Apa pasien mengerti tentang penyakit yang di deritanya?  tidak
      2. Bila dulu pernah dirawat, macam kegiatan perawatan apa dirasakan terganggu? -
      3. Bagaimana hubungan suami istri sebelum dan sesudah sakit?  baik
      4. Apakah ada pertanyaan yang diajukan?  ada
   5. Bila ada : penyakit yang dideritanya apakah bisa sembuh atau tidak, dan apa saja yang harus dilakukan agar penyakitnya cepat sembuh
      Masalah Keperawatan: kurang pengetahuan tentang penyajitnya b.d kurang terpaparnya dengan  informasi
H. PEMERIKASAAN FISIK
      1. Umum
         Keadaan umum                                   : sdang
         Tingkat kesadaran                                : Komposmentis
         Tinggi badan                                        : 162 cm
         Berat badan                                         : 57 kg
      2. Tanda-tanda Vital
         Suhu                                                    : 37° C
         Nadi                                                     : 84 x /i
         Pernafasan                                           : 24 x/i
         Tekanan Darah                                    : 110/70 mmHg
3. Integumen
         Kulit
         Inspeksi
         Kebersihan kulit                                  : Bersih
         Warna kulit                                          : Normal
         Kelembaban                                        : lembab
         Palpasi                                                 : Suhu : Hangat
         Tekstur                                                : Kasar
         Turgor                                                  : elastis
   4. Kuku
         Inspeksi                                               : Warna : Normal
                                                                       Bentuk : Normal
                                                                       Lesi : -
                                                                       Keadaaan : Bersih
         Palpasi                                                 : Capillary refill : Normal

   5. Rambut dan Kepala
         Inspeksi : Kuantitas                             : Tipis
         Distribusi                                             : Normal
         Palpasi : Tekstur                                  : Halus
         Kulit Kepala                                        : Normal
         Keadaan rambut                                  : Bersih
         Tekstur                                                : Halus
      6. Wajah/Muka
         Inspeksi                                               : Simetris : ya
                                                                       Ekspresi wajah : meringis
      Masalah keperawatan                          : Gangguan rasa nyaman nyeri
      7. Mata
         Inspeksi : kesejajaran                           : Normal
         Palpera                                                 : Normal
         Sclera                                                   : Normal
         Conjungtiva                                         : Normal
         Pupil                                                    : Isokor
         Reaksi pupil thd cahaya                       : Mengecil
         Keadaan mata                                      : Bersih
         Palpasi : Nyeri tekan                            : Tidak
      8. Telinga
         Inspeksi                                               : Normal
         Keadaaan Telinga                                : Bersih

      9. Hidung dan Sinus
         Inspeksi : Simetris                                : ya
         Kesulitan Bernafas                              : tidak
         Warna kulit hidung                              : Cokelat
         Pembekakan                                        : Tidak
         Mukosa                                                : Lembab
         Perdarahan                                           : Tidak
         Keadaan Hidung                                  : Bersih
         Palpasi suhu sinus terhadap nyeri tekan
         Frontal                                                 : tidak
         Maxilaris                                              : tidak
      10. Mulut
         Inspeksi                                               : Bibir : Normal
                                                                       Gusi : Normal
                                                                       Gigi : Normal
                                                                       Lidah : Simetris
                                                                       Keadaan Mulut : Bersih
      11. Leher
         Inspeksi                                               : Warna : Normal
         Palpasi                                                 : Leher : Hangat
      12. Thorax/Dada dan Paru-paru
         Inspeksi                                               : Postur : Normal
                                                                       Bentuk : Normal
                                                                       Pola nafas : Reguler
                                                                       Sifat nafas : Dada
                                                                       Retraksi Torakalis : Normal
                                                                       Batuk : -
                                                                       Palpasi : Normal
                                                                       Ekspansi paru pd sisi knan & kiri : Simetris
                                                                       Taktil Fremitus : Anterior : Normal
                                                                       Posterior : Normal
                                                                       Perkusi Paru : Resonan/normal
                                                                       Auskultasi : Vesikuler
      13. Payudara
         Inspeksi                                               : Normal
         Palpasi                                                 : Normal
      14. Kardiovaskuler
         Inspeksi Jantung                                  : Pulsasi Apikal : -
         Inspeksi dan Palpasi                            : Pulsasi Apikal : Normal
15. Abdomen/Perut
         a. Abdomen
               Inspeksi                                         : Normal
               Auskultasi                                      : Bising usus : hiperaktif
               Perkusi Hepar                                : Pekak
               Limpa                                            : Redup
               Abdomen                                       : Timpani
               Palpasi Ringan                               : Normal
         b. Anus                                                : Normal
      16. Genitalia
         Inspeksi                                               : Normal
         Kateter                                                 : Terpasang, warna urin kuning, jumlah 500cc
         Palpasi                                                 : Normal
      17. Muskuloskletal
         Inspeksi
         Otot  : Ukuran                                     : Normal
         Kontraktur                                           : Ada
         Tremor                                                 : Tidak
         Tulang                                                 : Tidak normal
         Tulang Belakang                                  : Normal
         Sendi                                                   : Terputus
         ROM : Tidak sempurna
         Palpasi                                                
         Otot                                                     : Tidak Normal
         Tulang                                                 : Tidak Normal
         Sendi                                                   : Tidak Normal
         Lain-lain                                              : -
         Masalah Keperawatan                          : Immobilisasi fisik
      18. Persarafan/Neurologi
         GCS (3-15)                                          : -
         Orientasi                                              : Orang
         Atensi                                                  : Baik
         Berbicara                                             : Normal
         Sensasi                                                 : Sentuhan
         Penciuman                                           : Baik
         Pengecapan                                          : Baik
         Ingesti-digesti                                       : Mengunyah : mampu
                                                                       Menelan : mampu
         Gerakan                                               : Berjalan :  mampu
I.HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
      - GDS:128 Mg/dl(<200>)
      - HB:11,9 Gr/dl(14-18 g/dl)
      -leukosit: 7.400/mm3
      -trombosit:418.000/mm3
      (TANGGAL: 25 Agustus 2010)
J. PROGRAM DOKTER








K. ANALISA DATA
NO
DATA FOCUS
(SUJEKTIF DAN OBJEKTIF)
MASALAH
PENYEBAB
1.








2.





3.
DS :-Ps mengeluh nyeri pada ulu hatinya
-Ambang nyeri 8
DO :- Ps terlihat meringis menahan nyeri
-Ps tampak memegangi bagian bawah perutnya
- Ps  tampak gelisah
- TD : 110/60 mmHg
- N : 97 x/i
- RR : 24 x/i
- S : 37º C
DS : - Ps mengatakan tidak nafsu makan
- ps mengatakan mual dan muntah 3x sehari
 -ps mengatakan sulit untuk menghabiskan diit yang diberikan
Do : - diit ps tidak habis
-BB menurun dari 49 menjadi 45 kg
DS  : -ps mengatakan kurang mengerti tentang proses penyakit, penyebab, dan terapi diet yang harus dilakukan
DO : - ps tampak bingung
-          Ps sering bertanya tentang penyakitnya
Nyeri akut


















Kurang pengetahuan tentang penyakitnya (faktor penyebab dan terapi diet)
























Kurang terpaparnya dengan informasi



II.                 DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
(BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH)
TANDA TANGAN
1.


2.

3.

Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan spasme otot spincte.
Kurang pengetahuan : tentang TUR-P berhubungan dengan kurang informasi
Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri / efek pembedahan



     
III. RENCANA KEPERAWATAN
NO
TANGGAL/JAM
MASALAH KEPERAWATAN
TUJUAN & KRITERIA HASIL
RENCANA TINDAKAN
RASIONAL
1.















2.












3.
31-agustus-2010
 10: 00WIB














31-agustus-2010












01-agustus-2010
Nyeri Akut b.d iritasi mukosa lambung














Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d menurunnya nafsu makan










Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, penyebab dan terapi ,diet b.d kurang terpaparnyta dengan informasi

Tujuan
-setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam nyeri hilang atau terkontrol
Kriteria Hasil
-Ambang nyeri 2/ hilang
- Klien tampak rileks







Setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat KH: Klien akan menunjukkan intake makanan melalui keeimbangan diet, ps menunjukkan perilaku mempertahankan pola nutrisi



Seterlah dilakukan tindakn keperawatan (penkes) klien akan mematuhi penatalaksanaan diet dan factor penytebab KH: Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan, mengidentifikasi hubungan tanda dan gejala dengan proses penyakit danhubungakan  gejala dengan factor penyebab
-Evaluasi derajat nyeri, catat lokasi, karakteristik dan intensitasnya, catat perubahan tanda-tanda vital dan emosi.
-kaji ulang yang meningkatkan nyeri

-identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan

-Kolaborasi pemberian obat analgetik


-buat jadwal masukan tiap jam


-timbang BB tiap hari

-berikan makanan sedikit tapi sering sesuia indikasi
-berikan diet makanan mringan dengan tambahan makanan yang disukai

-tentukan persepsi tentang proses penyakit
-diskusikan program pengobatan jadwal dan kemungkinan efek samping obat-obatan
-anjurkan melakukan aktivitas biasa secara bertahap

-berikan informasi tertulis untuk ps atau orang terdekat
-Merupakan intervensi monitoring yang efektif. Tingkat kegelisahan mempengaruhi persepsi reaksi nyeri                                                                                       
-membantu membuat dx dan kebutuhan terapi
-karena makanan khusus yang menyebabkan distress bermacam-macam        
  -untuk menghilangkan nyeri akut dan menurunkan aktivitas peristaltik  
-perbaikan nutrisi meningkatkan kemampuan berfikir
-pengawasan kehilangan dan alat pengkajian kebutuhn nutrisi
-makanan berlebihan menyebabkan mual muntah
-dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa berpartisipasi
-membuat pengetahuan dasar
-membantu pemahaman ps tentang alas an meminum obat


-latihan dapat membantu pengembangan gambaran diri positif dan melawan defresi
-membantu sebagai pengingat dan penguat belajar


IV. CATATAN PERKEMBANGAN
TANGGAL/JAM
NO.DX
TINDAKAN KEPERAWATAN
EVALUASI
01-Agustus-2010














02-agustus-2010







02-september-2010




1














2







3






-Evaluasi derajat nyeri, catat lokasi, karakteristik dan intensitasnya, catat perubahan tanda-tanda vital dan emosi.
-kaji ulang yang meningkatkan nyeri
-identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan
-Kolaborasi pemberian obat analgetik









-buat jadwal masukan tiap jam
-timbang BB tiap hari
-berikan makanan sedikit tapi sering sesuia indikasi
-berikan diet makanan mringan dengan tambahan makanan yang disukai



-tentukan persepsi tentang proses penyakit
-diskusikan program pengobatan jadwal dan kemungkinan efek samping obat-obatan
-anjurkan melakukan aktivitas biasa secara bertahap
-berikan informasi tertulis untuk ps atau orang terdekat


S : - ps mengatakan Nyerinyapada ulu hatinya  sudah Berkurang
- Ambang nyeri 2
O :- Klien tampak sedikit rileks
-Klien Tampak tidak meringis lagi
TD: 120/70 mmHg
 N : 80x/i
RR: 20x/i
S   : 37,1 C
A : Masalah teratasi sebagian
P : Tindakan dilanjutkan
-Kaji tingkat nyeri
-Melakukan teknik relaksasi
-kolaborasi pemberian obat analgetik
Asammefenamat 2x300mg
S:-ps mengatakan sudah bisa menghabiskan diit
-Ps mengatakan tidak mual muntah lagi
O:-diit ps habis setengah, ps menunjukkan prilaku mempertahankan pola nutrisi
-BB ps meningkat dari 45 menjadi 47 kg
A : Masalah teratasi sebagian
P : Tindakan dilanjutkan

S : PS mengatakan sudah mengerti tentang proses penyakit, penyebab dan terapi diet yang harus dilakukan
O : -ps sudah tidak bingung kagi
-ps tidak bertanya lagi tentang penyakit dan pengobatan penyakitnya
A : Masalah teratasi
P : Tindakan dihentikan











  1. Data subyektif :
    • Pasien mengeluh sakit pada luka insisi.
    • Pasien mengatakan tidak bisa melakukan hubungan seksual.
    • Pasien selalu menanyakan tindakan yang dilakukan.
    • Pasien mengatakan buang air kecil tidak terasa.

  1. Data Obyektif :
    • Terdapat luka insisi
    • Takikardi
    • Gelisah
    • Tekanan darah meningkat
    • Ekspresi w ajah ketakutan
    • Terpasang kateter

B. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
  1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan spasme otot spincte.
  2. Kurang pengetahuan : tentang TUR-P berhubungan dengan kurang informasi
  3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri / efek pembedahan




C. Intervensi
  1. Diagnosa Keperawatan 1. :
    Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan spasme otot spincter

    Tujuan :
    Setelah dilakukan perawatan selama 3-5 hari pasien mampu mempertahankan derajat kenyamanan secara adekuat.

    Kriteria hasil :
    • Secara verbal pasien mengungkapkan nyeri berkurang atau hilang.
    • Pasien dapat beristirahat dengan tenang.

Intervensi :
    • Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 0 - 10)
    • Monitor dan catat adanya rasa nyeri, lokasi, durasi dan faktor pencetus serta penghilang nyeri.
    • Observasi tanda-tanda non verbal nyeri (gelisah, kening mengkerut, peningkatan tekanan darah dan denyut nadi)
    • Beri ompres hangat pada abdomen terutama perut bagian bawah.
    • Anjurkan pasien untuk menghindari stimulan (kopi, teh, merokok, abdomen tegang)
    • Atur posisi pasien senyaman mungkin, ajarkan teknik relaksasi
    • Lakukan perawatan aseptik terapeutik
    • Laporkan pada dokter jika nyeri meningkat.

  1. Diagnosa Keperawatan 
    Kurang pengetahuan: tentang TUR-P berhubungan dengan kurang informasi

    Tujuan :
    Klien dapat menguraikan pantangan kegiatan serta kebutuhan berobat lanjutan .

    Kriteria hasil :
    • Klien akan melakukan perubahan perilaku.
    • Klien berpartisipasi dalam program pengobatan.
    • Klien akan mengatakan pemahaman pada pantangan kegiatan dan kebutuhan berobat lanjutan.

Intervensi :
    • Beri penjelasan untuk mencegah aktifitas berat selama 3-4 minggu.
    • Beri penjelasan untuk mencegah mengedan waktu BAB selama 4-6 minggu; dan memakai pelumas tinja untuk laksatif sesuai kebutuhan.
    • Pemasukan cairan sekurang–kurangnya 2500-3000 ml/hari.
    • Anjurkan untuk berobat lanjutan pada dokter.
    • Kosongkan kandung kemih apabila kandung kemih sudah penuh.

  1. Diagnosa Keperawatan
    Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri / efek pembedahan

    Tujuan :
    Kebutuhan tidur dan istirahat terpenuhi

    Kriteria hasil :
    • Klien mampu beristirahat / tidur dalam waktu yang cukup.
    • Klien mengungkapan sudah bisa tidur.
    • Klien mampu menjelaskan faktor penghambat tidur.

Intervensi :
    • Jelaskan pada klien dan keluarga penyebab gangguan tidur dan kemungkinan cara untuk menghindari.
Ciptakan suasana yang mendukung, suasana tenang dengan mengurangi kebisingan.
    • Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan penyebab gangguan tidur.
    • Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat yang dapat mengurangi nyeri (analgesik).










BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Data yang di dapat setelah pengkajian yang dilakukan pada Tn. R dirasa sudah cukup sesuai dengan pengkajian berdasarkan tinjauan teoritis yang ada. Data- data tersebut sudah menunjang untuk melakukan asuhan keperawatan selanjutnya, karena semua data sudah di dapatkan dengan jelas dan akurat.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa yang diangkat pada Klien Tn. R adalah:
1.      Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan spasme otot spincte.
2.      Kurang pengetahuan : tentang TUR-P berhubungan dengan kurang informasi
3.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri / efek pembedahan
Diagnosa yang diangkat sudah sesuai dengan tinjauan teoritis, meskipun hanya sebagian diagnosa saja yang muncul namun sudah cukup mewakili dan disusun sesuai dengan prioritas masalah.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan yang disusun berdasarkan prioritas masalah keperawatan pada klien Tn. Z adalah:



  Dx 1:                 
                                                              i.       Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 0 - 10)
                                                            ii.      Monitor dan catat adanya rasa nyeri, lokasi, durasi dan faktor pencetus serta penghilang nyeri
                                                          iii.      Observasi tanda-tanda non verbal nyeri (gelisah, kening mengkerut, peningkatan tekanan darah dan denyut nadi)
                                                          iv.      Beri ompres hangat pada abdomen terutama perut bagian bawah.
                                                            v.      Anjurkan pasien untuk menghindari stimulan (kopi, teh, merokok, abdomen tegang)
                                                          vi.      Atur posisi pasien senyaman mungkin, ajarkan teknik relaksasi
                                                        vii.      Lakukan perawatan aseptik terapeutik
                                                      viii.      Laporkan pada dokter jika nyeri meningkat.


Dx 2:       
                                                              i.      Beri penjelasan untuk mencegah mengedan waktu BAB selama 4-6 minggu; dan memakai pelumas tinja untuk laksatif sesuai kebutuhan.
                                                            ii.      Pemasukan cairan sekurang–kurangnya 2500-3000 ml/hari.
                                                          iii.      Anjurkan untuk berobat lanjutan pada dokter.
                                                          iv.      Kosongkan kandung kemih apabila kandung kemih sudah penuh.
                                                            v.      Beri penjelasan untuk mencegah aktifitas berat selama 3-4 minggu.
Dx 3:   
                                                              i.      Jelaskan pada klien dan keluarga penyebab gangguan tidur dan kemungkinan  cara untuk menghindari.
                                                            ii.      Ciptakan suasana yang mendukung, suasana tenang dengan mengurangi kebisingan.
                                                          iii.      Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan penyebab gangguan tidur.
                                                          iv.      Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat yang dapat mengurangi nyeri (analgetik)

Intervensi yang disusun telah mengacu pada Tinjauan teoritis, yaitu diambil dari Doengoes, 2001.
D. IMPLEMENTASI
                 Implementasi merupakan aplikasidari intervensi yang telah disusun. Pada kasus Tn. Z semua intervensi yang telah disusun telah dilakukan dengan baik sesuai dengan prosedur tetap yang ada.

E. EVALUASI
               Evaluasi hasil dari implementasi keperawatan yang didapat pada Klien Tn. R setelah dilakukan perawatan selama 2x 24 jam sudah cukup Memuaskan, karena masalah sudah teratasi meskipun hanya sebagian. Sehingga masih perlu melanjutkan intervensi-intervensi yang telah disusun dilanjutkan oleh perawat  di ruangan Murai I.











BAB V
PENUTUP
A.KESIMPULAN
1.      Pengkajian
Dalam makalah ini, antara pengkajian pada tinjauan teoritis dan tinjauan kasus sudah terdapat kesamaan antara teori dan aplikasinya pada tinjauan kasus.
2.      Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang muncul yang ada pada tinjauan teoritis tidak seluruhnya muncul pada tinjauan kasus. Namun diagnosa yang diangkat  sesuai dengan masalah yang ada pada tunjauan kasus sudah cukup mewakili dan sesuai dengan tinjauan teoritis.
3.      Intervensi
Intervensi yang di susun berdasarkan  prioritas masalah yang ada pada tinjauan kasus sudah sesuai dengan tinjauan teoritis yaitu mengacu pada doengoes 2001.
4.      Implementasi
Implementasi merupakan aplikasidari intervensi yang telah disusun.
5.      Evaluasi
Hasil evaluasi dari implementasi keperawatan pada tinjauan kasus setelah dilakukan perawatan selama 2x24 jam sudah cukup memuaskan, karena masalahnya sudah teratasi sebagian tindakan dilanjutkan oleh perawat ruangan.

B.SARAN
1. Dalam pengkajian diharapkan sesuai dengan kasus yang ada
2. Perioritas utama adalah dapat memenuhi kebutuhan kesehatan pasien dengan baik
3.Tindakan keperawatan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan yang ada
4.Sebaiknya lebih ditingkatkan kualitas pelayanan agar ps lebih merasa nyaman .
      5.kepada tenaga kesehatan agar selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasiennya


Daftar Pustaka


      Doenges, M.E., Marry, F..M and Alice, C.G., 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta, Penerbit Buku  Kedokteran EGC.

Long, B.C., 1996. Perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Lab / UPF Ilmu Bedah, 1994. Pedoman Diagnosis Dan Terapi. Surabaya, Fakultas Kedokteran Airlangga / RSUD. dr. Soetomo.

Hardjowidjoto S. (1999).Benigna Prostat Hiperplasia. Airlangga
University Press. Surabaya

Soeparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. FKUI. Jakarta
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar